Pages

Subscribe:

Cara Mengajar Toilet Training pada Anak Balita

Sebagai orang tua yang masih memiliki anak balita pasti mengalami kondisi ketika anak memiliki kebiasaan buang hajat Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) tidak pada tempatnya baik terjadi saat bermain atau sedang tidur. Orang tua kadang merasa repot dibuatnya. Bagaimana sebaiknya mengajarkan anak bisa BAB/BAK pada tempat semestinya dan anda tidak merasa kerepotan dibuatnya? Jawabannya adalah Toilet Training.

Toilet training adalah cara melatih anak untuk mengontrol kebiasaan membuang hajatnya di tempat yang semestinya, sehingga tidak sembarang membuang hajatnya. Toilet training bertujuan melatih anak untuk mampu BAK dan BAB di tempat yang telah ditentukan dan juga melatih anak untuk dapat membersihkan kotorannya sendiri serta memakai kembali celananya. Toillet Training juga merupakan pengetahuan baru bagi anak anda.


Waktu yang terbaik mengajarkan toilet training adalah pada usia 1-3 th. Kebiasaan anak balita buang hajat pada tempat yang tidak semestinya pada anak di bawah usia 2 tahun merupakan hal yang wajar. Anak di bawah usia 2 tahun mengompol karena kontrol kandung kemih belum sempurna.  Jika anak berumur lebih dari 3 tahun masih BAB/BAK tidak pada tempatnya maka perlu mendapat perhatian serius. Mungkin anak anda mengalami kemunduran. Oleh karenanya kita perlu mengajarkan toilet training kepada anak sejak dini.

Ada beberapa tanda yang bisa digunakan untuk mengenali anak sudah siap untuk diajarkan toilet training antara lain:
  • Setelah tidur siang atau minimal 2 jam dalam sehari, anak dalam keadaan kering (tidak mengompol)
  • Anak memberikan tanda-tanda atau kata-kata (keinginan) untuk membuang hajat.
  • Keinginan membuang hajatnya bisa diprediksi atau berupa kebiasaan.
  • Anak bisa mengikuti petunjuk sederhana
  • Anak bisa berjalan sendiri ke kamar mandi dan membuka pakaian/celana sendiri.
  • Anak merasa tidak nyaman dengan diapers yang kotor dan ingin diganti
  • Anak tertarik dengan sendirinya menggunakan toilet atau pispotnya.
Anda bisa menggunakan cara ini untuk mengajarkan toilet training:
  1. Jika anak anda belum bisa mandiri (baru belajar berjalan), anda bisa membiasakan untuk mengganti popoknya dan membuangnya pada tempat semestinya. Hal ini memberi pengertian bahwa kebersihan itu penting untuk kesehatan. Jika melihat tanda anak akan BAB ajak anak ke kamar mandi. Dudukkan pada pispot sambil memeganginya. Anak akan merasa aman dan nyaman jika ditemani.
  2. Jika anak sudah bisa mandiri (berjalan/bicara), mintalah dia berkomunikasi kepada anda jika dia sudah merasakan tanda-tanda mau BAB/BAK. Temani dan bantu apa saja yang anak anda butuhkan. Mungkin melepas celananya,menggunakan kran semprot, membersihkan kotorannya dll.
  3. Gunakan waktu saat mandi di kamar mandi untuk mengenalkan anak tentang toilet dan fungsinya. Orang tua bisa mengajak anak mandi bersama. Bunda bisa memberi contoh cara BAB dan BAK . Biarkan buah hati anda mengeksplorasi apa yang anda lakukan. Anak lebih suka meniru kebiasaan orang tuanya. Hal ini akan sangat menentukan keberhasilan toilet training.
  4. Jika anak sudah bisa BAB/BAK pada tempat semestinya, sebagai orang tua puji dan hargai usahanya. Hal ini bisa menumbuhkan rasa senang  dan percaya diri pada anak.
Yang paling penting bagi Orang Tua pada Toilet Training adalah  kemampuan mengenali tanda-tanda anak anda mau BAB/BAK. Dengan sedikit kesabaran dan cara berkomunikasi yang baik, orangtua pasti bisa mengatasi rintangan dan berhasil dalam melakukan toilet training.

Bila timbul masalah sebelum, saat, atau setelah Toilet Training, konsultasikan dengan dokter anak anda. Kadang-kadang masalahnya tidak terlalu berat dan dapat diatasi segera, tetapi kadang-kadang timbul masalah fisik  dan emosional yang memerlukan terapi. Bantuan, nasihat, dan dukungan dokter anak dapat membuat Toilet training  lebih mudah. Dokter anak anda juga dilatih untuk mengidentifikasi dan menangani masalah-masalah yang lebih serius.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Follow Us